HALLO MALANG - Pagar yang mengelilingi kawasan taman Alun-Alun Tugu Malang di Kota Malang, Jawa Timur, bakal dihilangkan. Penataan ulang ini dilakukan dengan mempertahankan warisan budaya yang ada di area tersebut.
"Nanti untuk pagarnya, baik yang pagar tembok atau pagar tanaman akan dihilangkan. Tapi perlu diingat untuk Tugu itu memang heritage termasuk teratainya, itu kita pertahankan," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Selasa 28 Desember 2021.
Sutiaji menegaskan, pagar yang saat ini mengelilingi Alun-Alun Tugu akan diganti dengan jalur lari (jogging track). Sehingga, penataan ulang ini tidak akan mengubah bentuk Alun-Alun Tugu yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1953 silam tersebut.
"Nanti akan dijadikan area jogging track, dan ditambahkan tempat duduk. Untuk anggaran masih akan dihitung," imbuhnya.
Selain melakukan revitalisasi Alun-Alun Tugu tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga mendapat usulan untuk menambah monumen Soekarno dan Muhammad Hatta di sebelah timur alun-alun, atau di Jalan Kertanegara. Monumen pendiri bangsa tersebut diusupkan dibangun menghadap ke arah monumen Tugu.
"(Terkait usulan itu) kita akan minta persetujuan keluarga dahulu. Kami, ingin itu menjadi simbol, bahwa Kota Malang menghargai pejuang-pejuang kita, salah satunya Bung Karno dan Bung Hatta," ujarnya.
Sutiaji mengaku, penataan Alun-Alun Tugu Malang ini merupakan salah satu upaya pengembangan sektor pariwisata di Kota Malang. Sehingga, Alun-Alun Tugu, akan terhubung dengan kawasan Kayutangan Heritage hingga Stasiun Malang Kota.
"Jadi nanti dari Kayutangan, menuju Alun-Alun Tugu dan terkoneksi hingga ke Stasiun Malang Kota," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto, memastikan tidak ada proses pengerasan atau perubahan dari ruang terbuka hijau di area Alun-Alun Tugu. Selain itu, pencahayaan di taman tersebut akan ditambah dengan lampu-lampu bernuansa klasik.
"Jadi tidak menambah pengerasan-pengerasan lagi. Yang ada pada gambar adalah area yang sekarang sudah ada," katanya.
Sebagai informasi, Alun-Alun Tugu Malang atau Alun-Alun Bundar adalah alun-alun atau tanah lapang yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur. Alun- alun ini dibangun pada tahun 1920 oleh warga Belanda Thomas Karsten.
Di bagian tengah alun-alun ini terdapat sebuah tugu yang dikelilingi oleh kolam teratai. Alun-Alun Bundar terletak di depan Balai Kota Malang.
Alun-Alun Bundar ini merupakan simbol kekuasaan kolonial Belanda di Kota Malang. Sebab pemerintah kolonial beranggapan bahwa Alun- alun kota Malang terlalu berbau indisch.
Pada awalnya nama taman ini adalah JP Coen Plein. Yakni sebagai bentuk penghormatan kepada Gubernur jendral Jaan Pieterzoen Coen.
Pondasi tugu yang berada di bagian tengah alun-alun ini dibangun pada tahun 1945 dan pernah dihancurkan Belanda saat menguasai Kota Malang. Pada tahun 1952, tugu ini dibangun kembali yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Alun-Alun Bundar merupakan markah tanah Kota Malang selain Adimarga Ijen.
Artikel Terkait
Relawan Erupsi Semeru Ditanggung Penuh BPJS Ketenagakerjaan
Dua Pekan, Kasus Covid-19 di Malang Hanya Bertambah 3
Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Malang Capai 100 Persen
UMM Gelar Seminar Nasional MBKM
Timnas Indonesia Lolos ke Final AFF, J99 Corp Berikan Bonus Rp500 Juta
Satresnarkoba Polres Malang Tangkap 270 Tersangka Sepanjang 2021
ACT Sediakan Hunian Nyaman Terpadu untuk Warga Terdampak Erupsi Semeru
Sukseskan Program KOTAKU-DFAT, Walikota Sutiaji Dorong Warga Kelurahan Sukoharjo Terus Berkolaborasi
Tingkatkan Geliat Bisnis All-Commerce, Arema FC Gandeng Bukalapak
Kasus Aktif Covid-19 di Kabupaten Malang Tertinggi se-Jawa Timur